KH. Moh Hasan Genggong dan Larangan Keluar dari NU
KH. Moh Hasan Genggong dan Larangan Keluar dari NU

Keterangan Gambar : Kiai Moh. Hasan Mutawakkil Alallah bersama KH. Moh Zuhri Zaini di acara Haul KH. Moh. Hasan Genggong (foto: Kominfo Ponpes Zainul Hasan)

nuprobolinggo.or.id - Haul ke-69 KH. Moh Hasan atau Kiai Hasan Sepuh Genggong, digelar di Podok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kabupaten Probolinggo, Jatim, Kamis (12/5/2022).

Dalam dokumen PWNU Jawa Timur, Kiai Hasan Sepuh disebutkan turut terlibat dalam proses pendirian jam'iyyah Nahdlatul Ulama atau NU di Madiun.

Hal itu disampaikan Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah saat memberikan sambutan di acara haul.

Menurut mantan Ketua PWNU yang kini Ketua Majelis Ulama Indonesia atau MUI Jatim ini, keterlibatan Kiai Hasan Sepuh terjadi atas permintaan KH. Hasyim Asy'ari, pendiri NU.

Dua figur ini, pernah sama-sama mondok dan berguru kepada Syaikhona Muhammad Kholil di Bangkalan, Madura.

Amirul Ulum mencatat nama kiai kelahiran 27 Rajab 1259 Hijriah/23 Agustus 1843 ini, ke dalam daftar Muassis NU: Manaqib 26 Pendiri Nahdlatul Ulama, yang diterbitkan tahun 2016.

Denyut nadi NU mengalir dalam diri beliau, dan terwariskan kepada keturunan dan santri-santrinya. Kecintaan pada NU merupakan harga mati, apapun keadannya.

Kepada santri-santrinya, Kiai Hasan Sepuh berpesan. "Jangan kecewa pada NU, nak. Jangan keluar. NU adalah Jam'iyyah yang diridai Allah SWT."

Di tubuh NU, Kiai Hasan Sepuh Genggong pernah menjabat Rais Syuriah NU di Kraksaan pada 1930 atas rekomendasi KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Wahab Chasbullah. (*)